Senin, 20 Oktober 2014

Asal Usul dan Sejarah Riset Operasional (Operasional Research)


Asal Usul Riset Operasional

Pada prinsipnya suatu organisasi merupakan wadah sebagai tempat untuk bekerja sama di bawah pimpinan (manager) organisasi tersebut dalam rangka mencapai tujuan (objectives) organisasi (perusahaan). Adalah tugas pimpinan (manager) untuk memanage input secara efisien dan efektif untuk mencapai output terbaik (the best output). Output bisa berupa produksi barang/jasa yang harus dijual untuk memperoleh keuntungan atau laba (profit). Bagi suatu perusahaan, produksi bukan merupakan tujuan akhir, mungkin tujuan akhir yang akan dicapai suatu perusahaan adalah jumlah penjualan yang sebanyak – banyaknya (maximum revenue) / jumlah keuntungan sebesar – besarnya (maximum profit).

Didalam kehidupan sehari-hari selalu terjadi perselisihan kepentingan (conflict of interest), seperti dapat digambarkan dalam uraian berikut ini. Direktur produksi menentukan dalam tahap perencanaannya untuk memproduksi sebanyak-banyaknya, dengan dasar pertimbangan bahwa makin banyak produksi dan penjualan, maka pada gilirannya makin banyak keuntungan yang bisa diperoleh perusahaan. Dasar pemikiran itu benar seandainya seluruh hasil produksi laku dijual. Kemudian terjadi perlombaan antar direktur untuk meningkatkan bidang masing-masing. Masing-masing melihat kepentingan unit organisasinya sendiri. Dapatkah dengan cara sendiri-sendiri ini mereka mencapai tujuan perusahaan yaitu keuntungan sebesar-besarnya? Jawabannya bisa iya dan bisa tidak. Bayangkan seandainya jumlah permintaan turun. Dalam hal ini informasi pasar sangat perlu, khususnya mengenai jumlah permintaan dari masyarakat, kemampuan daya beli, dan selera mereka. Jangan lupa bahwa didalam prakteknya pimpinan perusahaan dihadapkan kepada kenyataan adanya pembatasan-pembatasan (limitation). Jelaslah bahwa tersedianya input terbatas padahal output yang akan dicapai harus seoptimal mungkin (maximum profit / minimum loss).

Permasalahan / persoalan yang timbul kemudian adanya suatu pertanyaan :
Bagaimana caranya, dalam keadaan input yang serba terbatas ini harus dapat dicapai suatu pemecahan yang optimum. Cara pemecahannya dengan menggunakan teknik riset operasi (operation research).


Sejarah Riset Operasional

Menurut Tjuju Tarliah Dimyati dan Ahmad Dimyati (2009:1-2) menyatakan, sejak revolusi industri, dunia usaha tampaknya telah diwarnai pertumbuhan dalam hal ukuran (besarnya) dan kompleksitas organisasi-organisasi perusahaan. Bagian yang mengalami perubahan yang cukup mencolok adalah perkembangan dalam pembagian kerja dan segmentasi tanggung jawab manajemen dalam organisasi-organisasi tersebut. Perkembangan spesialisasi ini, bagaimanapun juga telah menciptakan masalah-masalah baru yang sekarang masih terjadi diberbagai organisasi. Salah satu masalah kecendrungan unit-unit suatu organisasi tumbuh secara relative menjadi “kerajaan” yang otonomi dengan tujuan-tujuan dan system-sistem nilai sendiri, oleh sebab itu kehilangan pandangan bagaimana kegiatan-kegiatan dan tujuan-tujuan mereka disatukan pada keseluruhan organisasi. Di samping itu, kompleksitas dan spesialisasi dalam suatu organisasi menimbulkan kesulitan yang semakin besar untuk mengalokasikan sumber daya-sumber daya yang tersedia untuk kegiatan-kegiatan organisasi yang bermacam-macam dengan cara yang paling efektif sebagai organisasi keseluruhan. Masalah-masalah ini dan kebutuhan untuk menemukan cara yang lebih baik dalam memecahkannya, telah menimbulkan kebutuhan akan teknik-teknik riset operasi.
Senada dalam Siang (2011: 1-2) menyatakan, bahwa masalah Riset Operasi (Operation Research) pertama kali muncul di inggris selama perang dunia II. Inggris mula-mula tertarik menggunakan metode kuantitatif dalam pemakaian radar selama perang. Mereka menamakan pendekatan itu sebagai Operation Researchkarena mereka menggunakan ilmuwan (scientist) untuk meneliti (Research) masalah-masalah operasional selama perang. Ternyata pendekatan sangat berhasil dalam pemecahan masalah operasi konvoi, operasi kapal selam, strategi pengeboman dan operasi pertambangan. Aplikasi ini menyebabkan riset operasi didefinisikan sebagai : ”seni memenangkan perang tanpa berperang” (Whitehouse, 1976).
Setelah perang usai, para praktisi riset operasi kemudian berkonsentrasi untuk memformalkan ilmu/pendekatan yang mereka kembangkan selama perang dan mencari aplikasinya dalam sektor industri. Beberapa pendekatan sudah dimulai dalam bidang industri oleh Frederick W. Taylor, yang menimbulkan ilmu tersendiri dalam bidang teknik industri, kebanyakan bisnis adalah bisnis-bisnis mikro yang dikelola oleh satu orang saja. Akan tetapi dengan otomatisasi maka manajemen dan spesialisasi dapat dikembangkan. Otomatisasi tersebut menyebabkkan timbulnya permasalahan baru dalam manajemen. Akibatnya, munculnya ilmu-ilmu disiplin baru seperti reiset pasar, manajemen keuangan, dll.  Masing-masing ilmu tersebut menyelesaikan permasalahan tanpa memperhatikan organisasi secara keseluruhan.
Seeorang manajer harus menentukan penyelesaian secara keseluruhan, bukan pada bagian masing-masing.  Penyelesaian bagian masing-masing mudah dicari tetapi optimum secara keseluruhan sulit ditemukan. Riset Operasi membantu manajer dalam menyelesaikan masalah yang terkait interaksi seluruh obyek terhadap solusi terbaik pada seluruh item.
Riset operasi berhubungan dengan prinsip optimisasi, yaitu bagaimana cara menggunakan sumber daya (waktu, biaya, tenaga, dll) untuk mengoptimalkan hasil.  Mengoptimalkan hasil bisa berarti memaksimukan (menguntungkan/ hasil yang didapatkan) atau meminimumkan (merugikan/hasil yang dikeluarkan).
Arti riset operasi (operations research) telah banyak didefinisikan oleh beberapa ahli.

Ø Morse dan Kimball mendefinisikan riset operasi sebagai metode ilmiah (scientific method) yang memungkinkan para manajer mengambil keputusan mengenai kegiatan yang mereka tangani dengan dasar kuantitatif. Definisi ini kurang tegas karena tidak tercermin perbedaan antara riset operasi dengan disiplin ilmu yang lain.

Ø ChurchmanArkoff dan Arnoff pada tahun 1950-an mengemukakan pengertian riset operasi sebagai aplikasi metode-metode, teknik-teknik dan peralatan-peralatan ilmiah dalam menghadapi masalah-masalah yang timbul di dalam operasi perusahaan dengan tujuan ditemukannya pemecahan yang optimum masalah-masalah tersebut.

Ø Miller dan M.K. Starr mengartikan riset operasi sebagai peralatan manajemen yang menyatukan ilmu pengetahuan, matematika, dan logika dalam kerangka pemecahan masalah-masalah yang dihadapi sehari-hari, sehingga akhirnya permasalahan tersebut dapat dipecahkan secara optimal.

Dari ketiga definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa riset operasi berkenaan dengan pengambilan keputusan yang optimal dalam, dan penyusunan model dari sistem-sistem baik yang diterministik maupun probabilistik yang berasal dari kehidupan nyata. Atau dunia pengelolaan atau dunia usaha yang memakai pendekatan ilmiah atau pendekatan sistematis disebut riset operasi (Operations Resech).

Tim-tim riset operasi dalam lingkungan dunia bisnis ini menandai kemajuan teknik-teknik riset operasi. Sebagai contoh utama adalah metode simpleks untuk pemecahan masalah-masalah linear programming, yang dikembangkan oleh George Dantzig dalam tahun 1947. Disamping itu banyak peralatan-peralatan riset operasi standar, seperti linear programming, dynamic programming, teori antrian dan teori pengendalian persediaan telah dikembangkan sebelum akhir tahun 1950-an.

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar